Selasa, 25 Juni 2013

Pendakian Merapi Via Selo - Boyolali



“tiit,, tiiittt,,,,” hape bututku berbunyi, hmm, sms dari siapakah ini? :) ternyata dari sahabatku Sulaiman, kamipun langsung ber-sms  ria.
“Sup besok naik yuk?”
“Kemana?”
“Ke Merpapi. ma Syahid…” jawab Sulaiman dengan menyertakan nama satu sahabatku yang lain.
Hmmm… akupun berfikir sejenak, “ok, insya allah..” he2… ternyata anak muda memang mudah terprovokasi cukup dengan waktu beberapa detik saja.

Ust Kholiq, q, Nanda, Syahid, Sule, Khoirul

Yah sudah ditentukan, akhir pekan ini, kita akan menghabiskan waktu di gunung yang berketinggian 2.968 m dpl ini, mentadabburi nikmat Allah yang terlupakan, karena kita tahu, gunung adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang justru dijadikan sebagai sarang kemusyrikan. Hari yang ditentukan adalah tanggal 20-21 April 2013.
Pagi ini, sabtu tanggal 20, aku, khoirul, dan ustadz kholiq sudah selesai packing. Akhirnya berdasarkan kesepakatan tim dibagi menjadi dua. Yang pertama timku, 3 orang tadi, berangkat siang, dan tim kedua, terdiri dari Sulaiman, Syahid, dan Nanda (teman baru masih SMA), berangkat tengah malam, kita janjian ketemuan di Pasar Bubrah.

Matahari telah tergelincir, sholat pun telah didirikan, kami bertiga langsung menuju ke SELO, basecamp pendakian merapi di Boyolali. Melewati jalan yang berkelok-kelok dan naik turun, setelah memakan waktu 1,5 – 2 jam, akhirnya kami sampai. Ternyata sebelum basecamp terdapat masjid yang lumayan besar (untuk ukuran desa).
“Berapa mbak?” tanyaku kepada mbak penjaga tentang HTMnya.
“1500 aja mas.”
Wow, murah sekali, dah dapet peta lagi. Alhamdulillah…. Karena adzan ashar dah berkumandang, sedangkan aku dan Khoirul belum sholat, maka kami ijin ma ustadz kholiq turun ke masjid dulu, sekalian packing ulang…

Pendakian pun Dimulai
Setelah berkumpul lagi di basecamp, kami memutuskan untuk segera memulai pendakian. Namun qodarullah, maa syaa’a fa’ala (apa yang dikehendakinya pasti terjadi), hujan turun dengan derasnya. Akhirnya neduh lagi deh, he2… Tapi gak lama ko, rahmat Allah turun hanya sekitar sejam-am aja,, bismillah, jam setengah lima kita naik. Tak lama kami berjalan, tulisan NEWSELO gaya Hollywood menyambut kami. Kreative juga ni orang2 selo… Tempat tinggal boleh  di “pelosok negri”, tapi pemikiran jauh di “luar negri”. Karena lapar kita berhenti lagi deh buat pesen mi rebus.. he3… dengan merogoh kocek 6500, kita dah bisa menikmatinya plus teh anget.
Kami melanjutkan pendakian dalam kondisi fulltank. Banyak berpas2an dengan pendaki yang turun, karena memang lagi rame. Tadi pun sempet dikasih tau ma seorang pendaki dari semarang kl dia bawa rombongan 2 bus, sekitar 75 orang, belum yang dari Jogja 25 orang… cape’ dech…

di New Selo (bukan pos)
Di satu jam pertama ini, berjalan di jalan setapak dengan kanan kiri berupa ladang kol dan sembako, aku agak kesulitan mengejar ustadz kholiq yang memandu di depan, sampe2 si khoirul yang jadi penyapu terlihat gak sabar… (emang dia bukan tipe penyabar.. Ha2.. sory rul Cuma becanda, tapi bener ko). Yah itu semua gara2 sendalku yang udah cukup berumur, udah licin banget, padahal cuaca gerimis agak deres… (yaah, malah nyalahin sandal,,, maafin aku ya sandal…) karena dah bener2 kepayahan ngladenin sang sandal, akhirnya aku nyerah deh, sandal aku pecat dan tak masukin ke tas.. ha2… dan hasilnya bener2 signifikan, selalu mampu menjaga jarak dengan ustadz kholiq, bahkan memepetnya.
Kami terus berjalan dan berjalan. Melewati bebatuan dan tanah licin, maklum karena jalur air. Memang merapi hanya berjarak 4 kilo saja, tapi karena medan yang minim bonus (jalan datar) dan tanjakan yang lumayan, perjalanan menjadi cukup lambat dan melelahkan. Yang jelas kami melewati dua pos dan sebuah batu memorian. Sisanya hanya kegelapan.. karena dimakan oleh pekatnya malam… 

Tanpa terasa 4 jam perjalanan telah terlampaui… Yes… Sampai juga di tempat camp “Pasar Bubrah” sebuah tempat yang isinya cuma bebatuan tajam dan berserakan, yang banyak dipercayai sebagai pasar setan. Percaya atau tidak? Yang jelas jin itu memang hidup dan saling berinteraksi sebagaimana layaknya manusia. Hanya saja mereka mampu melihat kita, sedangkan kita tidak bisa melihat mereka.
Ok, tenda telah dibuka, tepatnya dibalik watu Gajah, batu yang sangat besar dan bentuknya mirip gajah. Udara memang cukup dingin dan gerimis masih saja menemani. Karena saking lapernya, kami mencoba memasak di dalam tenda (sangat tidak dianjurkan, don’t try this at dome!!!) Alhamdulillah Allah sangat menyayangi kami, sehingga kompor gak nyala. Akhirnya keluar deh, sekalipun bergerimis ria… tapi tak berapa lama jahe dan susu sudah terseduh…. Nikmatnya…. Setelah itu kami Sholat Maghrib Isya (di dalam tenda) lantas ngobrol bentar kemudian dilanjut cari PeWe (posisi wuenak) buat tidur…:D  Tenda dengan kapasitas 3 orang ini ternyata anget juga ya. Makasih ya mas Syaiful atas pinjemannya.

Bertemu Sobat Lama
Jam 4 kami terbangun. Setelah sholat (kali ini di luar karena cuaca mendukung), kami mulai memasak air dan mie buat mengisi energi untuk pendakian puncak (bahasa desanya “summit attack”). Waktu lagi asyik masak sambil nganget, sayup2 terdengar suara orang teriak2.
“Suuuuuupppppppp…. Suuuuuuuuuppppp….”

Camp di Pasar Bubrah
Ternyata Sulaiman dan Syahid plus Nanda sudah menyusul kami…  Akhirnya rame deh ditemani sunrise di pasar bubrah. Kami pun mulai bongkar tenda, dan bersih2, coz kita kan ngakunya Pecinta ALam, malu dong ninggalin sampah. Tapi si Sule malah sibuk sendiri mainan batu,. Selidik punya selidik, ternyata di nyusun batu membentuk namanya “SULE”.. Emang le, gak ada lo gak rame… giliran di foto, ternyata gak kelihatan tuh tulisan… Ajiib… Pingin ketawa sambil guling guling rasanya…

Jam 6 kita mulai mendaki puncak. Medan yang 60% pasir, dengan kemiringan yang cukup tajam, membuat para pendaki harus ekstra hati2. Reruntuhan batu dan pasir dapat membahayakan pendaki yang ada di bawah. Saya hanya terbengong-bengong ketika melihat ada beberapa mas2 yang turun sambil lari. “Gila, kita naik merangkak2, mreka dengan santainya lari…” Setelah kepayahan,  akhirnya kita sampai  di sebuah batu besar yang harus melipir ketika melewatinya. Dari sini medan sudah menjadi batu karang yang enak untuk dipijak maupun dipegang. Alhamdulillah…. TInggal sedikit kita sudah sampai puncak merapi…

Akhiirnya Kemenangan itu Datang Juga
“Takbiiir!!!!!!” pekik ustadz kholiq.
“Allahu Akbar!!!!!!!” kami serempak mengucapkan dengan senyum mengembang. Akhirnya… sampai juga kami di puncakMerapi yang legendaris ini. Walaupun puncak garuda sudah hilang entah kemana akibat amukan Merapi 3 tahun lalu.
Disini, ditempat kami berpijak kali ini, tehampar lautan awan yang begitu indah, pemandangan sungguh tidak akan pernah membosankan untuk dijadikan background buat berfoto ria. He2, maklum kumpulan anak narsis.  Tampak  juga beberapa puncak gunung sekitar, diantaranya, Merbabu yang berdiri sangat kokoh, Sindoro dan Sumbing yang juga masih berdampingan, serta nan jauh disana, ada setitik puncak Lawu yang menjulang tinggi menembus awan.
Tau gak sobat kenapa aku sangat suka berada di puncak? Ini nih diantara alasan utamanya. Catet ni baik2 wahai orang2 yang mencaci para pendaki gunung! 

Ketika kamu berada di puncak maka akan tersadar betapa KECILnya dirimu dengan segala keangkuhanmu di hadapan BESARnya kekuasaan Allah sang Pencipta Semesta Alam. Gak ada lagi deh yang namanya sombong2an atau belagu2an. Karena menggapai puncak itu hanya bisa diraih oleh orang2 yang memang diberi pertolongan oleh Allah, gak semata2 mengandalkan kekuatan fisiknya. Betapa banyak orang yang ototnya gede2, tapi ternyata keok di tengah jalan, begitu juga sebaliknya, tak sedikit diantara para wanita yang dengan tubuh mungilnya justru mampu menginjakkan kakinya di puncak.


Megahnya Merbabu
beginilah Puncak Merapi saat ini
  
Puncak Merapi tak Seperti dulu
Yups, sekarang tinggal hanya perengan panjang saja, yang alih2 bisa buka tenda, lewatpun harus saling mengalah. Karena itu juga kita harus tau dirilah, gantian sama pendaki lain yang juga ingin menikmati indahnya puncak. Kamipun turun menyusuri batuan2 karang. Dan tiba di bagian pasir. Ternyata sekalipun tinggi, paling enak memang berlari. Terjawab sudah ke-bengong-anku di awal tadi. Berlari dan terus berlari, hingga tanpa sadar,
“Awaaaassssssss…… Braaaakkkkk…” aku terjatuh, tersungkur, dan terguling-guling hingga sang sandal terlempar entah kemana, akibat ditabrak oleh sang Superman yang gak tau cara ngerem, Sule…….
 
Aduduh, kaki serasa patah, tapi kami tetap tertawa. Karena justru hal2 seperti inilah yang kelak akan menjadi sebuah kenangan manis, semanis gula jawa..
Yah, sekalipun letih, perjalanan turun menyajikan panorama indah yang terlewatkan karena pendakian malam. Subhanallah… Alhamdulillah misi terselesaikan dengan lancar setelah 2 jam perjalanan sampai di basecamp…. Selamat bertualang sobat muda… :)

Estimasi Biaya:
Bensin Solo – basecamp: @Rp 10.000-
HTM: @Rp 1.500,-
Makan Mie di New Selo: Rp 6.500,-

Estimasi Waktu:
Solo-Basecamp: 1-1,5 jam
Basecamp-Pasar Bubrah: 4 jam (santai)
Pasar Bubrah-Puncak: 1jam
Turun: 2jam

13 komentar:

  1. ustadz petualanggg . . . mantapp

    BalasHapus
  2. pengen jane "kong" tp kapan ya bisa ngikutt. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha kapan kamu libure? kerja terus og... tubuh itu kan juga butuh penyegaran, ibarat komputer butuh refresh.. he2...

      Hapus
  3. Subhaanallaah...

    Wah, seneng ya .. masih punya waktu buat ndaki..

    Ana sekarang susah banget cari waktu buat itu...

    Tpi Insya Allah selalu diusahakan..

    Lanjutkan....!!!!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mas abdul aziz... memang harus diangendakan dan butuh sedikit pengorbanan... he2...

      Hapus
  4. mandhor.nya kalah sama lawu... klo dimerapi mantap nya pas malem... liat kota.nya keren... gemerlap

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang muncak malem gak ada tempat camp mas... mentok di pasar bubrah... Lawu bagus sih, tapi saya masih lebih suka Merbabu... :)

      Hapus
  5. Subhanalloh....mengesan-kan dari cerita perjalanan yang terbaca--

    BalasHapus
  6. Subhanallah. Mantabh Akhi. Allahuakbar. =) (Y)

    BalasHapus
  7. semangggggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttt
    by: Andik Doank

    BalasHapus

 

Perhatian!!!

Boleh Co-Pas asal jangan sampai merubah makna dari isi artikel. Dan juga tolong dicantumkan sumbernya ya... Syukron, baarokallahu fiekum...

Blogroll