Jumat, 05 Juli 2013

Cantik karena CINTA


sungguh sangat BERBEDA!!!
ketika kau mencintai sesuatu karena ia terlihat CANTIK,
atau sesuatu itu terlihat cantik karena kau menCINTAInya... 


Bukan titik yang menyebabkan tinta, 
tapi tinta yang menyebabkan titik..
Bukan karena dia cantik yg menyebabkan kamu cinta, 
tapi karena kamu cinta, dia terlihat cantik.

Sebuah Kisah dari Imam Asy Syafi'i:

Kadang Syafi'i berfatwa dengan syair. Pelayan dan muridnya, al-Rabi', menuturkan, "Suatu hari kami tengah berada di tempat Syafi'i. Tiba-tiba seorang pemuda datang membawa selembar kertas dan menyerahkannya kepada Syafi'i. Saat melihatnya, Syafi'i tersenyum. Ia lalu menuliskan sesuatu di atas kertas itu dan memberikannya kembali kepada pemuda tadi. Orang-orang mengira bahwa pemuda itu ingin bertanya masalah fikih kepada Syafi'i. Mereka pun ingin tahu dan mengejar pemuda tadi. Mereka terus mengejarnya untuk memintanya memberikan lembar kertas yang tadi ditulis Syafi'i. Ternyata, di dalam kertas itu terdapat pertanyaan tentang masalah cinta. Di atas kertas itu sang pemuda menulis sebait syair,

Tanyakan kepada mufti Makkah, dosakah dua orang yang saling merindu
Untuk saling mengunjungi dan berpelukan?

Dalam kertas itu pula Syafi'i menjawab,

Na'udzu billah, jika keterikatan hati pada perempuan
Dapat menghilangkan ketakwaan pada diri seseorang

Membaca jawaban ini, mereka terkagum-kagum.
Di lain kesempatan pemuda itu datang lagi untuk bertanya,

Tanyakan kepada mufti Makkah yang berasal dari keluarga Hasyim
Jika rasa cinta terhadap seseorang semakin besar, apa yang harus dilakukannya?

Syafi'i menjawab pertanyaan,

Ia harus mengobati hawa nafsunya dan menutupi cintanya
Serta bersabar dalam segala hal dan pasrah

Di lain waktu pemuda itu kembali datang dan bertanya,

Bagaimana caranya mengobati hawa nafsu, padahal ia adalah penyakit yang dapat membunuh pemuda?
Setiap hari ia menjadi sesuatu yang menyumbat tenggorokannya hingga ia menderita karenanya

Syafi'i pun menjawab,

Jika ia tidak bersabar atas apa yang ia alami
Maka tak ada yang lebih bermanfaat baginya dari kematian

Seluruh murid Syafi'i kagum melihat jawaban gurunya ini. Salah seorang dari mereka bertanya kepada Syafi'i, "Bagaimana bisa engkau berfatwa seperti ini?"
Syafi'i menjawab, "Ia seorang pemuda yang baru menikah. Akan tetapi keluarga istrinya menunda-nunda pesta pernikahannya. Ia melontarkan pertanyaan-pertanyaan ini tak lain berkenaan dengan hubungannya bersama istrinya". Karena itulah Syafi'i menjawab, "Tidak masalah (ia boleh melakukan keinginannya)".

Ini adalah fatwa khusus yang berhubungan dengan pribadi seseorang, bukan fatwa umum untuk masyarakat. Syafi'i tahu benar kisah dan latar belakang pemuda tersebut karena itu ia menjawabnya dengan jawaban yang sesuai dengan keadaannya

***
 

 Kehormatan dan wibawa tidak akan tercipta dengan tabiat dan sikap yang keras. Sebaliknya, dengan wibawa, kehormatan, dan ilmu yang dimilikinya Syafi'i menjadi orang yang sangat santun, toleran, humoris, dan suka canda. Ini adalah akhlak Rasulullah saw. Beliau sesekali bersenda gurau dan tidak mengucapkan kecuali yang benar. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Perhatian!!!

Boleh Co-Pas asal jangan sampai merubah makna dari isi artikel. Dan juga tolong dicantumkan sumbernya ya... Syukron, baarokallahu fiekum...

Blogroll